Mekanisme Reaksi Bersaing SN1 dan E1
Pada reaksi ini pertama terdapat sikloheksil bromida dan direaksikan dengan metanol, namun pada reaksi SN1 disini bukan nukleofil yang kuat. disini molekul metanol tidak menyerang sikloheksana bromida karena disini adalah alkil halida sekunder. Pada mekanisme SN1 dan E1 disini akan dimulai dengan pembentukan karbo kation. disini terdapat hidrogen pada karbon dan juga merupakan karbo kation sekunder, selanjutnya kita harus melihat karbon yang berdekatan dan memindahkan hidrogen. lalu sebuah hidrida disana akan menciptakan karbo kation sekunder . ketika nukleofil menyerang karbo kation dan kita akan memperoleh keadaan transisi dan kita akan mendapatkan molekul metanol selanjutnya untuk mengabstraksi hidrogen untuk distabilkan untuk mengubah kedaan transisi menjadi produk SN1. molekul metanol disini menempel pada karbo kation dan menyerang molekul metanol dan dapat mengabstraksi hidrogen pada atom karbon yang berdekatan dengan atom karbon yang bermuatan positif . disni akan dihasilkan dua produk berbeda yaitu SN1 dan E1.
Permasalahan:
1. mengapa pada suhu yang rendah reaksi SN1 lebih disukai dari pada reaksi E1 ?
2. mengapa pada reaksi SN1 dan E1 dapat terjadi persaingan? dan faktor apa yang menyebabkannya?
3. mengapa pada reaksi ini nukleofil baik akan mendukung jalannya reaksi SN1 namun nukleofil buruk akan mendukung eliminasi E1 ?
Baiklah saya Indah Triana Rezky A1C119025 akan mengomentari permasalahan no.2 pada blog ini.
BalasHapus"mengapa pada reaksi SN1 dan E1 dapat terjadi persaingan? dan faktor apa yang menyebabkannya?". Permasalahan tersebut menurut saya tidak perlu dipertanyakan karena dimana sudah jelas sesuai teori bahwa Didalam reaksi substitusi dan eliminasi terdapat yang namanya reaksi bersaing antara substitusi dan eliminasi. Yang dimaksud reaksi bersaing disini adalah suatu reaksi yang terjadi dari alkil halida dengan nukleofil dan basa, yang sewaktu-waktu dapat terjadi, dan menghasilkan sebuah campuran. Reaksi bersaing antara SN1 dan E1 dapat terjadi pada suasana dimana nukleofil yang terlibat bersifat lemah dan pelarut yang digunakan adalah pelarut polar.
Pada persaingan antara SN2 dan E2 masalah yang terjadi adalah dimana sebuah proses reaksi yang menitikberatkan pada tingkatan yang tengah bersaing. sehingga nanti hasil produk tergantung pada hasil bagi dari laju reaksi dari dua jalur.
Permasalahan yang mungkin bisa diambil mungkin lebih mempertanyakan tentang hasil dari produk,mungkin bisa dari sifatnya,persentase atau hal semacamnya. karena permasalahan yang ditanyakan diatas tersebut sudah sangat jelas dengan teori yang ada dan tidak perlu dijadikan sebuah permasalahan .
Terimakasih..
Baiklah saya Nestiya Wulandari nim A1C119101 akan menjawab permasalahan pada nomor 1.
BalasHapusMenurut saya karena produk SN1 yang dihasilkan karena menggunakan basa yang kecil sehingga tidak mudah menghasilkan reaksi E1. Dapat diketahui pada reaksi dengan menggunakan basa yang kecil (etanol) yang mana reaksi tersebut akan lebih dominan mengalami reaksi substitusi dari pada reaksi eliminasi.
Terimakasih....
baiklah saya Nadia Fransiska dengan NIM A1C119034 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. menurut saya hal tersebut dikarenakan didalam reaksi substitusi dan eliminasi terdapat yang namanya reaksi bersaing antara substitusi dan eliminasi. Yang dimaksud reaksi bersaing disini adalah suatu reaksi yang terjadi dari alkil halida dengan nukleofil dan basa, yang sewaktu-waktu dapat terjadi, dan menghasilkan sebuah campuran. Reaksi bersaing antara SN1 dan E1 dapat terjadi pada suasana dimana nukleofil yang terlibat bersifat lemah dan pelarut yang digunakan adalah pelarut polar. Pada persaingan antara SN2 dan E2 masalah yang terjadi adalah dimana sebuah proses reaksi yang menitikberatkan pada tingkatan yang tengah bersaing. sehingga nanti hasil produk tergantung pada hasil bagi dari laju reaksi dari dua jalur.
BalasHapus